MATERI SBDK KELAS XI SEMESTER GENAP
Nama :
Armayyeni Nurillia Marsim, M.Pd.
Mata
Pelajaran : SBDK
Kelas :
XI IPA 2
Kode
MK : 3.9. Memahami
Perancangan Pementasan Seni Teater Sesuai Konsep
Teknik dan Prosedur Teater Modern
Materi : Merancang Pementasan Seni Teater
Tujuan Pembelajaran : Setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi, memahami, menjelaskan,
mempresentasikan, dan
menyelesaikan masalah berkaitan dengan perancangan
pementasan seni teater.
بِسۡمِ
ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Assalamualaikum Wr. Wb.
Kembali lagi kita berjumpa dalam
pembelajaran seni budaya dan keterampilan.
Sebelum memulai pembelajaran
silakan berdo’a terlebih dahulu dan semoga semuanya sudah melaksanakan sholat
dhuha…
Materi SBDK hari
ini adalah Merancang Pementasan Seni Teater.
Silakan cermati langkah-langkah
pembelajaran yang akan kita laksanakan.
1. Pelajari
uraian materi diblogger ini.
2. Jangan
lupa untuk menuliskan komentar dengan format nama dan kelas sebagai daftar
hadir.
3. Interaksi
lebih lanjut seputar uraian materi, pertanyaan dan tanya jawab dilakukan
melalui WA Grub PJJ.
MEMAHAMI PERANCANGAN PEMENTASAN
SENI TEATER SESUAI KONSEP TEKNIK DAN PROSEDUR TEATER MODERN
Teater
berasal dari bahasa Yunani kuno “theatron”
yang berarti gedung atau tempat pertunjukan.
Sehingga teater sendiri dapat diartikan sebagai pertunjukan yang
ditonton oleh publik pada suatu tempat. Namun pada perkembangannya, pengertian
teater diartikan sebagai segala sesuatu yang dipertunjukkan dan berkaitan
dengan hasil karya seni. Seni teater merupakan suatu kegiatan berekspresi yang
berdasarkan pada alur cerita yang dipertunjukkan dengan menggunakan tubuh
sebagai media utama serta dalam proses penciptaannya menggunakan berbagai
unsur, yaitu unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang disampaikan kepada
penonton.
1.
Konsep
dan Teknik Seni Teater Modern
Setiap karya memiliki
konsep dalam penyajiannya, konsep inilah yang menjadi ciri khas dari sebuah
pertunjukan teater. Konsep berteater untuk setiap seniman teater memiliki gaya
atau aliran yang sesuai dengan jiwa seninya masing-masing.
a. Konsep
Ada
beberapa gaya atau aliran dalam menerapkan konsep yang akan digunakan dalam
sebuah pertunjukan teater.
1)
Simbolisme
Aliran ini tidak mempercayai
kelima panca indra dan pemikiran rasional untuk memahami kenyataan. Aliran ini
hanya mempercayai institusi untuk memahami kenyataan karena kenyataan tidak
dapat dipahami secara logis. Tokoh simbolisme yang terkenal adalah Maurice
Maeterlick (1862-1949), karya-karyanya antara lain Pelleas and Melisade (1892), Intrudes
(1980), dan Monna Vanna (1902).
2)
Ekspresionisme
Kebenaran dalam kaum
ekpresionisme harus dicari dalam visi pribadi, dan bukan pada observasi
kenyataan liar seperti dalam realism. Kebenaran terletak pada jiwa, pikiran,
dan batin. Manusia dilihat sebagai makhluk yang mampu mencapai kebebasan dan
kemuliannya. Tokoh-tokoh ekspresionisme, antara lain August Atringberg
(1849-1912). Karya-karyanya antara lain Sang
Ayah, Nona Julie dan Penghutang (1988).
3)
Epik
Gerakan teater sosial lebih mencapai
hasil dalam karya-karya Bertolt Brecht (1989-1956). Gerakan Brecht dinamai
teater epic untuk melawan apa yang lazim disebut dramatik. Untuk mencapai
tujuannya ia menemukan tiga prinsip utana, yaitu:
Historifikasi.
Teater harus menyajikan sesuatu yang tidak biasa, yang aneh atau asing, dan
lain dari kehidupan sehari-hari.
Alienasi.
Alienasi merupakan dasar dari historifikasi. Penuntun tidak boleh
mencampuradukkan antara apa yang terjadi dipentas dengan kenyataan hidup.
Epik.
Sengaja dipakai untuk menamai teater Brecht,
sebab teaternya lebih mirip cerita-cerita epos daripada teater tradisional.
Dalam pementasannya, teater epik bebas menjelajahi waktu dan tempat.
4)
Antonim
Artaud
Aliran Antonim Artraud
adalah suatu aliran yang penggambarannya lebih menekankan terhadap kenyataan,
contohnya hal-hal yang bersifat kejam maka diungkapkan secara terbuka. Antonym
Artaud ini disebut pula sebagai teater metafisik karena meletakkan posisi
manusia pada dimensi religius mistis.
b. Teknik
Setelah
seorang seniman teater memiliki konsep, selanjutnya diterapkan teknik yang
sesuai dengan konsep tersebut. Teknik meliputi teknik pembuatan naskah drama (lakon),
penyutradaraan, dan teknik permainan. Terdapat beberapa teknik dalam berkarya
teater modern antara lain sebagai berikut:
1)
Teknik
Pembuatan Naskah Drama atau Naskah Lakon
Naskah drama atau
naskah lakon merupakan naskah cerita yang secara khusus ditulis untuk membuat
pementasan teater. Untuk menyusun sebuah naskah drama ini secara teknik seorang
pengarang harus memperhitungkan hal-hal berikut:
a) Watak
pendukung cerita yang lengkap dengan karakteristik dari tokoh-tokoh yang
diciptakan.
b) Adegan
dari cerita yang disusun.
c) Benturan-benturan
konflik yang menyebabkan jalan cerita mempunyai nilai dramatik, yaitu baik
konflik di antara tokoh-tokohnya maupun konflik di antara personalnya.
d) Tempo,
irama, harmoni, dan keseimbangan di antara alur cerita secara keseluruhan.
Kesemua
hal di atas diolah sehingga akan menghasilkan sebuah cerita yang dapat dengan
mudah diperagakan secara visual dan dipentaskan. Secara teknis sebuah naskah
lakon harus disusun dengan memperhitungkan masalah yang diperlukan untuk dapat
dipentaskan dan disusun bentuk dialog atau percakapan nya bukan hanya sekedar
menjalankan cerita.
2)
Teknik
Penyutradaraan
Pada umumnya sebuah
konsep pementasan teater berasal dari seorang sutradara titik untuk itu,
sutradara memiliki teknik dalam memilih sebuah lakon yang akan dipentaskan
titik teknik dalam memilih naskah lakon atau naskah drama didasarkan pada teori
dari Aristoteles mengenai struktur naskah drama sebagai berikut :
Eksposisi
menyajikan dengan sebaik-baiknya atau lengkap mengenai segala hal seperti
tokoh-tokoh cerita, keadaan pada saat cerita tersebut terjadi serta tentang
suasana yang diinginkan dalam cerita tersebut.
Komplikasi
menonjolkan adanya pertumbuhan cerita yang lengkap dengan persoalan dan konflik
yang semakin memuncak.
Klimaks
menggambarkan konflik Puncak antara tokoh-tokoh cerita dan persoalan yang
dihadapi yang merupakan puncak persoalan dengan konflik yang ada.
Resolusi
menyelesaikan atau menguraikan pemecahan persoalan atau konflik dan
memperlihatkan dengan jelas pemecahan dari persoalan tersebut.
Konklusi
merupakan
akhir dari cerita atau kesimpulan cerita.
Selain harus memiliki
teknik dalam memilih sebuah naskah drama, sutradara harus memiliki teknik dalam
menentukan pemain yang akan memerankan tokoh-tokoh dalam cerita tersebut.
Casting adalah suatu proses pemilihan pemain sesuai dengan karakter dan peran yang
diperlukan oleh cerita itu titik terdapat beberapa metode dalam casting ini,
yaitu sebagai berikut:
Casting by ability,
yaitu calon pemain terbaik yang dipilih untuk peran utama.
Casting to emotional tempramen,
yaitu memilih Seorang pemain berdasarkan
hasil observasi hidup pribadinya. Hal ini dikarenakan memiliki banyak kesamaan
atau kecocokan dengan peran yang dipegangnya, yaitu seperti kesamaan emosi,
tempramen, kebiasaan.
Casting to type,
yaitu memilih peran berdasarkan kecocokan fisik si pemain seperti tinggi badan,
berat badan dan bentuk tubuh.
Anti-type casting
atau education
casting, yaitu memilih pemain yang bertentangan dengan Watak atau fisik yang dikehendaki cerita.
Therapeutic casting,
yaitu memilih seorang pemain yang bertentangan dengan watak aslinya, dengan
tujuan untuk menyembuhkan atau mengurangi ketidakseimbangan jiwanya.
3)
Teknik
Permainan Teater
Terdapat sebelas
langkah dalam teknik bermain peran
sebagai berikut:
a) Mengumpulkan
tindakan-tindakan pokok yang harus dilakukan oleh pemeran dalam drama.
b) Mengumpulkan
sifat-sifat atau watak sang peran, kemudian dihubungkan dengan tindakan pokok
tindakan mana yang harus ditonjolkan.
c) Mencari
sifat-sifat yang harus ditonjolkan oleh pemeran.
d) Mencari
tekanan-tekanan kata pada kalimat yang harus diucapkan oleh pemeran.
e) Memadukan
gerakan gerakan/ pantomimik dengan air muka/mimik agar dapat mengekspresikan
watak tokoh yang akan diperankan.
f)
Mengatur ketepatan waktu/timing agar
gerakan gerakan yang dilakukan dan air mula sesuai dengan ucapan.
g) Memperhatikan
teknik penonjolan ucapan dan penekanan watak tokoh yang diperankan.
h) Membuat
perincian watak-watak yang disajikan dalam tangga menuju puncak.
i)
Usahakan perincian jangan berbenturan
dengan rencana penyutradaraan.
j)
Mengusahakan bussines dan blocking yang sudah diterapkan bagi peran
untuk dihafal.
k) Memusatkan
perhatian pada pikiran dan perasaan peran yang dibawakan.
Rendra
dan tokoh-tokoh lain menjelaskan berbagai teknik dalam permainan teater.
a)
Teknik
Muncul
Teknik
muncul Adalah pemain muncul dalam pentas titik ketika memunculkan pemain utama
dengan pemain pembantu harus dibedakan titik pemain utama harus mendapatkan
penonjolan ketika muncul di atas pentas, Sedangkan untuk pemain pembantu tidak
perlu mendapatkan penonjolan karena hal ini akan mengaburkan arti pemain utama
dengan pemain pembantu.
b)
Teknik
Memberi Isi
Dialog dalam sebuah
pertunjukan teater harus memperhatikan watak tokoh yang akan diperankan.
Kata-kata atau kalimat-kalimat mana yang harus mendapat tekanan, nada tinggi,
atau pengucapan dalam tempo yang cepat. Selain itu juga, memadukan dialog
dialog dengan gerakan-gerakan tangan, kaki kepala, muka Atau lainnya.
c)
Teknik
Pengembangan
Pemain harus dapat
mengembangkan gerak dan dialog dialognya agar lebih bervariasi, sehingga
penonton tidak akan cepat merasa bosan. Teknik pengembangannya dapat dilakukan
melalui variasi pengucapan atau cepat lambat tempo suara, dan variasi jasmani
seperti berpaling, pindah tempat atau gerakan tubuh lainnya.
d)
Teknik
Membina Puncak
Klimaks atau Puncak
masalah berhubungan dengan perkembangan dan irama permainan. Puncak Masalah
dapat diatur sehingga tampak menonjol. Tekan lah emosi, suara, dan gerakan
sebelum Puncak masalah ditampilkan atau memindah-mindahkan pemain untuk
mengarahkan pada puncak masalah sehingga puncak masalah tampak lebih menonjol.
e)
Teknik
Timing
Teknik timing berhubungan dengan
pengaturan waktu titik dalam pementasan, pengaturan waktu sangat penting.
menurut Rendra, ada beberapa hal yang berhubungan dengan masalah timing: (1) hubungan
waktu antara gerak jasmani dengan kata-kata yang diucapkan. gerakan bisa
dilakukan setelah atau sebelum kata-kata diucapkan; dan (2) timing dapat
memberikan penekanan seperti jika gerakan berhubungan dengan kata yang
diucapkan, akan memberi penekanan pada kata yang diucapkan titik jika gerakan
dilakukan bersamaan dengan kata-kata, penekanan akan tampak pada emosi pemain.
Terimakasih sudah
menyimak pembelajaran hari ini, semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat.
Wassalamualaikum,
wr.wb.
Astrid Putri B.
BalasHapusXI IPA 2
Annisa Adelia
BalasHapusXI IPA 2
Danang satrio
BalasHapusXI IPA 2
Aliyaa Rahmani Ardian
BalasHapusXI IPA 2
Feby Zahara Qisty
BalasHapusXI IPA 2
Tia Irma Amanda
BalasHapusXI IPA 2
Nisa Izumi N
BalasHapusXI IPA 2
siti nur arifah
BalasHapusxi ipa2
Jesy Disyah Putri
BalasHapusXI IPA 2
INE ZULFIKA RESTU
BalasHapusXI IPA 2
Dewi Rahmawati
BalasHapusXI IPA 2
angelicasp
BalasHapusxi a 2
Vivin Vania
BalasHapusXI IPA 2
GITA ELFANDARI
BalasHapusXI IPA 2
Mesi agustina
BalasHapusXl ipa2
Resti Mardiana Putri
BalasHapusXI IPA 2
Dimas putra A
BalasHapusXI IPA 2
Muhammad Nadhif Nanditama
BalasHapusXI IPA 2
SHANDY FRANATA
BalasHapusXi ipa2
Rafly Kharismawan
BalasHapusXI IPA 2
Adin Adry Tjindarbumi
BalasHapusXI IPA 2
Tresnawan
BalasHapusXI IPA 2
Alvin Honara
BalasHapusXI IPA 2
M. Raffi Rizky Afridho
BalasHapusXI IPA 2
Valencia Inez Primanova
BalasHapusXI IPA 2
Annisa Khoiriah
BalasHapusXI IPA 2
M Dwi Maryan P
BalasHapusXI IPA 2
Santri Annisa Putri
BalasHapusXI IPA 2
Wine Aprillia
BalasHapusXI IPA 2
Rahma Aulia Rahman
BalasHapusXI IPA 2
Novian Wibowo Pramono
BalasHapusXI IPA 2
Rulistia Amanda
BalasHapusXI IPA 2
Azzahra Haya Aqila
BalasHapusXI IPA 2
Azzahra Haya
BalasHapusangelicasp
BalasHapusxi a 2
angelicasp
BalasHapusxi a 2
angelicasp
BalasHapusxi a 2
Antika Agustiawati XI IPA 1
BalasHapus